Mengenal tumbuhan ciplukan

Barangkali anda sudah pernah membaca artikel tentang Payudara Sakit ? pada situs ini . macam penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat ditakuti para kaum wanita. Untuk itu perlu menjaga secara dini agar kualitas tingkat kesehatan dapat terpelihara denganbaik. Dibawah ini ada paman kutip dari sumber dibawah semoga bacaan ini ada bermanfaat bagi penunjung yang terhormat.

Tanaman ciplukan merupakan tanaman perdu yang mudah ditemukan di ladang dengan tanah sedikit agak gembur. Tumbuhan ini ternyata dapat mencegah terjadinya penyakit kanker payudara. Ciplukan dengan nama latin adalah Physallisa angulata. Tanama ini memiliki efek sitotoksik dan mampu menekan pertumbuhan sel kanker secara in vitro. Manfaat tanaman tersebut dapat menghambat sel kanker payudara setelah dijadikan ekstrak. Ekstrak diperoleh dari pengolahan buah ciplukan yang telah dihilangkan akarnya.

Tanaman ciplukan tidak begitu tinggi dan mudah lunak, daunnya berwarna hijau dengan bentuk daun seperti daun cabai rawit, buahnya kecil bulat dalam keadaan terbungkus berbentuk kuncup. Buahnya bila matang betul berwarna kuning bersih dan rasanya manis, bila setengah matang juga enak dimakan tapi sedikit rasa pahit namun bila dimakan tetap asik.
 Dari hasil penelitian tumbuhan ini mengandung senyawa Fisalin dan Withanolid mengandung aktivitas antikanker. Tanaman ini juga bersifat sitotoksik pada beberapa sel kanker, mampu menghambat pertumbuhan sel kanker payudara MDA-MB 231, sel adenokarsinoma paru NCL-H23, sel leukimia, serta memiliki aktivitas anthihepatoma pada sel hepatoma manusia Hep G2, Hep 3B, dan PLC/PRF/5.  Dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen kemopreventif," menurut Ameilinda Monikawati di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) di Bulaksumur, Yogyakarta, Rabu (1/12/2010).

Oleh karena itu tumbuhan ini dapat menjadi alternatif pengobatan penderita kanker payudara bagi kaum wanita. Sementara pengobatan kanker payudara dengan kemoterapi selama ini dinilai kurang efektif. Karena dengan kemoterapi seringkali menimbulkan adanya resistensi, serta beberapa efek samping seperti mual, muntah, toksisitas pada jaringan normal, toksisitas pada jantung menekan sistim imun.

Dengan memperhatikan resiko yang ditimbulkan melalui kemoterapi, manusia selalu mencari alternatif lain oleh  " karenanya dibutuhkan suatu alternatif terapi kanker yang lebih aman, terjangkau dan efektif," demikian pendapat penelitinya, sehingga resiko-resiko itu dapat membantu penderita agar lebih komunikatif dan menyenangkan dalam pengobatannya.

Secara in vitro dari penelitian ini berhasil menekan pertumbuhan sel kanker hingga 20 persen. Hanya saja tidak hanya secara in vitro, untuk mendukung penelitian potensi Ciplukan sebagai agen kemopreventif pada kanker payudara maka dilakukan pula secara uji in vivo. Uji secara in vivo ini bertujuan untuk mengobservasi pengaruh EHC pada hewan uji tikus betina galur Sprague Dawley.

Uji in vivo ini, kata Amelianda dilakukan melalui pengamatan hispatologi sel payudara dengan metode pewarnaan Hematoksilin & Eosin, serta aktivitas antiproliferasi EHC dengan metode AgNOR pada tikus yang terinduksi DMBA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EHC mampu menghambat proses karsiogenesis dari DMBA dan memiliki aktivitas antiproliferatif dengan menunjukkan black dots (nilai mAgNOR) dibandingkan dengan kelompok kontrol DMBA.

Hasil penelitian yang dilakukan Amelianda, Inna dan Sofa, mereka berkesimpulan bahwa tanaman ciplukan sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen kemoprevensi kanker payudara melalui induksi apoptosis dan penghambatan proliferasi sel. Selain itu Ciplukan dapat dijadikan pula sebagai agen ko-kemoterapi dengan doxorubicin.

"Karenanya uji selektivitas serta ekspresi berbagai macam protein yang terkait dalam pemicuan apoptosis dan regulasi daur sel perlu dilakukan untuk mengetahui kemanan dan mekanisme molekulernya dalam menghambat pertumbuhan kanker payudara," tutur Amelianda.

Amelianda, Inna Amandari dan Sofa Farida adalah mahasiswa Fakultas Farmasi berhasil menguji potensi kemopreventif ekstrak etanolik herba Ciplukan (EHC) pada sel kanker payudara. Aksi penelitian ini mereka kerjakan pada lomba Kompetensi mahasiswa Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia (PPRI) ke-9 tahun 2010 dan dinyatakan sebagai pemenang I Bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan mereka berhak mendapat hadiah uang sebesar Rp 12 juta.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

gan, jklu kita mau memasarkan ciplukan kemana ya?

Posting Komentar

 
Powered by Blogger