Merupakan Perbuatan Aneh !

Kesaksian Imam Masjid Cirebon (1) : Suara Takbir Saya Disambut Ledakan Bom

                      Republika – Jum, 15 Apr 2011 15.54 WIB
 

Shalat Jumat, ilustrasi


REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON - Haji Abbas Sudinta tak menyangka, salah satu jamaah shalat di belakangnya memiliki itikad yang sungguh terkutuk: meledakkan bom di tengah jamaah shalat Jumat. Usai menyampaikan khotbah, ia berangsur ke mihrab, bersiap mengimami shalat Jumat. Usai ikamah, ia mengecek shaf dan kembali menghadap arah kiblat, memulai shalat Jumat.

"Saya mengangkat tangan untuk takbiratul ihram, saat itulah blarrrr...suara memekakkan telinga terdengar. Tangah saya bahkan belum turun, dan takbiratul ihram baru saya baca separuh," ujarnya, saat diwawancara via telepon.Saat itu, sussana menjadi gelap dan jamaah panik. Ia berpegangan pada sisi mimbar, dengan pakaian yang dirasanya mulai koyak. "Baju saya berubah merah, darah keluar entah dari bagian tubuh mana," ujarnya.
Saat itu, ia melihat banyak jamaah yang terluka. Semua dalam kondisi sama dengannya, pakaian compang camping dan terluka. Jamaah yang tak terluka, memapah dan menggotong jamaah yang terluka.
Ia sendiri sempoyongan, mencari arah pintu keluar di samping masjid, pintu khusus bagi takmir
masjid. Asap masih hitam dengan bau yang menyesakkan dada. Ia tak mendengar apapun, karena telinga mendadak tuli.
Barulah di pintu luar, ia mendapatkan pertolongan. Sang penolong sempat terpana. "Di bahu Pak Haji tertancap beberapa paku," katanya, mendengar teriakan yang lamat-lamat terdengar.
Abbas segera dilarikan ke rumah sakit Pelabuhan
 
18 april 2011

Kesaksian Imam Masjid Cirebon (2): Pecahan Bom Berupa Paku Tertancap di Bahu Saya

Republika – Jum, 15 Apr 2011 16.14 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON - Imam shalat Jumat di Masjid Mapolresta Cirebon, H Abbas Sudinta menyatakan, pendengarannya masih terganggu pascaledakan bom. Ia kini terbaring lemah di RS Pelabuhan, dalam perawatan dokter. "Saya berharap segera pulih, biar keluarga tak cemas," ujarnya.
Sudinta mengalami luka di bagian pelipis, bahu, dan pergelangan tangan. Yang terparah, di bahunya. "Beberapa paku tertancap di bahu saya," ujar penyuluh agama Islam yang ditugaskan di Kecamatan Kejaksan ini.
Ia menceritakan, pusing yang dialaminya mulai berkurang. Sebelumnya, begitu bom meledak disertai suara yang memekakkan telinga, ia seolah mendadak tuli dan kepala langsung berkunang-kunang. Asap tebal yang disertai bau sangat menyengat membuatnya sesak nafas.
Ia sempak kebingungan mencari pintu keluar untuk menyelamatkan diri. Suasana panik, jamaah berhamburan keluar. Dua atau tiga shaf di bagian tengah di arah belakangnya, banyak yang terluka dan tergeletak.
Ia berjalan menyusuri tembok samping, mencari pintu keluar di arah samping mihrab, tempat takmir masjid biasa keluar masuk. begitu berhasil keluar, ia jatuh terduduk, sebelum akhirnya ditolong jamaah lain.
Saat itulah ia menyadari, bajunya sudah compang-camping, sobek di sana-sini. Warnanya pun berubah menjadi merah, basah oleh darah. "Di pelipis, darah mengucur deras," tuturnya pelan.
Sang penolong sempat menunjukkan mimik ngeri, melihat paku tertancap di bahu. Pertolongan medis yang cepat, membuat darah berhenti keluar. Kini Abbas masih tergolek di ruang ICU RS Pelabuhan.

18 april 2011

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger